Membeli furniture bekas adalah pilihan cerdas bagi banyak orang yang ingin menghemat anggaran tanpa mengorbankan kualitas dan gaya. Namun, membeli barang bekas memerlukan ketelitian dan pengetahuan khusus agar tidak salah pilih. Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana cara memilih furniture bekas yang masih awet, bernilai, dan layak digunakan dalam jangka panjang.
Mengapa Furniture Bekas Semakin Populer?
Furniture bekas semakin digemari karena alasan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, hingga keinginan mendapatkan barang antik atau unik yang sudah tidak diproduksi lagi. Di tengah meningkatnya harga perabot baru dan tren gaya hidup minimalis, furniture bekas menawarkan nilai lebih dalam berbagai aspek:
-
Harga lebih terjangkau
-
Kualitas material sering kali lebih baik dibanding barang baru
-
Tampilan vintage atau klasik yang unik
-
Pilihan ramah lingkungan karena mengurangi limbah produksi
Namun, meski tampak menguntungkan, tidak semua furniture bekas layak dibeli. Diperlukan ketelitian agar investasi tidak menjadi pemborosan.
1. Tentukan Kebutuhan dan Ukuran Ruangan
Sebelum mulai berburu furniture bekas, pastikan Anda tahu dengan jelas:
-
Jenis furniture yang dibutuhkan (sofa, meja makan, lemari, dsb.)
-
Fungsi utama furniture tersebut
-
Ukuran ideal sesuai dengan ruangan
Mengukur ruangan dengan akurat penting untuk menghindari kesalahan pembelian. Misalnya, meja makan besar tidak cocok untuk ruang sempit, meski harganya sangat murah.
2. Tentukan Anggaran Maksimal
Furniture bekas memang lebih murah, tapi tetap perlu perencanaan anggaran. Tetapkan batas maksimal untuk setiap jenis perabot yang ingin dibeli. Anggaran yang jelas akan membantu Anda menawar dengan lebih percaya diri, serta mencegah pembelian impulsif.
3. Cek Bahan Dasar dan Konstruksi
Kualitas furniture bekas sangat tergantung pada material pembuatnya. Beberapa bahan furniture yang umumnya lebih awet antara lain:
-
Kayu solid (jati, mahoni, oak): sangat tahan lama dan bisa diperbaiki
-
Besi atau baja: kokoh dan tidak mudah rusak jika tidak berkarat
-
Rotan asli: fleksibel dan kuat jika tidak terlalu tua
Hindari furniture dari bahan MDF atau particle board jika sudah terlihat lembab, pecah, atau mengelupas. Jenis ini cenderung tidak tahan lama dalam kondisi lembab atau sering dipindah.
4. Periksa Kerusakan Fisik Secara Menyeluruh
Saat mengecek kondisi furniture, pastikan untuk:
-
Membuka semua laci dan pintu lemari
-
Duduk di kursi atau sofa untuk tes kestabilan
-
Mengecek bagian bawah dan belakang furniture
-
Memastikan tidak ada bagian yang lapuk, retak, atau lepas
Gunakan senter untuk melihat bagian tersembunyi. Jika memungkinkan, ajak teman atau tukang untuk membantu pengecekan.
5. Perhatikan Kondisi Finishing
Finishing meliputi cat, pelapis, atau bahan upholsteri. Untuk furniture kayu, perhatikan apakah lapisan cat mengelupas, terlalu banyak goresan, atau warnanya memudar. Untuk sofa atau kursi, cek kondisi kain atau kulit:
-
Apakah ada noda atau bau tidak sedap?
-
Apakah busa masih empuk atau sudah kempes?
-
Adakah tanda-tanda kutu atau jamur?
Furniture dengan finishing baik biasanya mencerminkan pemilik sebelumnya merawatnya dengan baik.
6. Waspadai Serangga dan Jamur
Furniture bekas, terutama kayu, rentan terhadap rayap, jamur, dan kutu. Perhatikan tanda-tanda seperti:
-
Lubang-lubang kecil di permukaan kayu
-
Serbuk kayu di bawah furniture
-
Bau lembab yang menyengat
-
Noda putih atau hitam di permukaan
Jika ditemukan gejala ini, sebaiknya hindari, kecuali Anda siap mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan khusus.
7. Cek Asal Usul Barang
Tanyakan asal barang:
-
Apakah milik pribadi atau dari kantor?
-
Mengapa dijual?
-
Sudah dipakai berapa lama?
Furniture bekas dari kantor umumnya dirawat dengan baik, tapi bisa jadi mengalami penggunaan berat. Barang pribadi mungkin lebih terjaga namun juga tergantung pemilik sebelumnya. Jika dari gudang lelang, mintalah informasi kondisi teknis secara tertulis.
8. Lakukan Negosiasi Harga
Harga furniture bekas bisa sangat fleksibel, tergantung kondisi, jenis barang, dan penjual. Gunakan strategi:
-
Tunjukkan kekurangan minor sebagai alasan negosiasi
-
Tawarkan harga 10–20% di bawah harga awal
-
Bandingkan harga pasaran untuk barang serupa
Jangan ragu menawar jika Anda merasa harga belum sesuai nilai barangnya.
9. Perhitungkan Biaya Tambahan
Banyak pembeli furniture bekas lupa menghitung biaya angkut dan perbaikan. Misalnya:
-
Biaya pengangkutan barang besar bisa setara dengan harga barang itu sendiri
-
Tambahan biaya untuk mengganti kain sofa, mengecat ulang, atau memperbaiki engsel
Pastikan total biaya setelah pembelian masih masuk akal dibanding membeli barang baru.
10. Pilih Tempat Membeli yang Terpercaya
Furniture bekas bisa dibeli dari berbagai tempat:
-
Toko barang bekas profesional
-
Marketplace online (OLX, Facebook Marketplace, Tokopedia, dll)
-
Garage sale atau bazar komunitas
-
Gudang lelang atau kantor yang renovasi
Setiap tempat memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk transaksi online, pastikan bertemu langsung sebelum membayar. Jangan mudah percaya dengan foto saja, karena bisa menipu kondisi sebenarnya.
Kapan Furniture Bekas Layak Dibeli?
Tidak semua furniture bekas layak dibeli. Berikut adalah kriteria utama yang bisa Anda jadikan acuan:
Kriteria | Layak Dibeli | Tidak Layak Dibeli |
---|---|---|
Material | Kayu solid, logam | MDF rusak, plastik rapuh |
Struktur | Kuat dan stabil | Goyang, engsel longgar |
Finishing | Masih mulus | Cat terkelupas parah, sobek |
Usia Barang | < 10 tahun | > 20 tahun tanpa perawatan |
Harga | 30–60% dari harga baru | Hampir sama dengan harga baru |
Tips Bonus: Renovasi Furniture Bekas agar Terlihat Baru
Jika Anda punya sedikit kreativitas dan waktu, banyak furniture bekas yang bisa diubah total tampilannya. Beberapa ide yang bisa Anda coba:
-
Cat ulang dengan warna baru
-
Ganti gagang atau handle pintu
-
Lapisi ulang permukaan dengan vinil atau wallpaper
-
Gunakan foam dan kain baru untuk mengganti upholstery
Dengan sedikit usaha, Anda bisa mendapatkan furniture unik yang mencerminkan gaya pribadi tanpa harus membeli baru.
10 Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
1. Apakah furniture bekas layak untuk rumah baru?
Ya, selama kualitasnya masih bagus dan tampilannya sesuai dengan tema rumah. Bahkan bisa memberikan kesan vintage atau personal yang unik.
2. Apa saja tanda-tanda furniture kayu terkena rayap?
Adanya lubang-lubang kecil, serbuk kayu di lantai, serta suara kopong saat diketuk.
3. Apakah aman membeli sofa bekas?
Aman jika diperiksa dengan teliti, tidak berbau, bebas kutu, dan struktur dalamnya masih bagus.
4. Dimana tempat terbaik membeli furniture bekas secara offline?
Toko loak, bazar barang bekas, dan lelang kantor adalah beberapa pilihan terpercaya.
5. Berapa umur ideal furniture bekas yang masih layak beli?
Biasanya di bawah 10 tahun, tergantung perawatan dan jenis bahan.
6. Bagaimana jika furniture bekas terlihat bagus tapi tidak stabil?
Pertimbangkan biaya perbaikan. Jika perbaikannya ringan dan harga murah, masih layak dibeli.
7. Apakah perlu disemprot anti serangga sebelum dipakai?
Sangat disarankan, terutama untuk barang berbahan kayu dan rotan.
8. Apa kekurangan utama membeli furniture bekas secara online?
Tidak bisa mengecek kondisi langsung sehingga berisiko tertipu atau salah beli.
9. Bagaimana cara menawar furniture bekas dengan sopan?
Tanyakan kondisi barang dulu, lalu ajukan penawaran dengan alasan realistis seperti noda atau goresan.
10. Apa saja furniture bekas yang paling banyak dicari?
Meja kerja, rak buku, lemari kayu solid, kursi antik, dan meja makan minimalis.
BACA JUGA: Tips Merawat Rumah Saat Ditinggal Lama
Kesimpulan
Membeli furniture bekas bisa menjadi pilihan bijak dan hemat jika dilakukan dengan cara yang benar. Kuncinya adalah pemeriksaan yang teliti, pemahaman tentang kualitas material, serta perhitungan biaya total termasuk perbaikan. Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menemukan perabot bekas yang tidak hanya awet tapi juga mempercantik hunian Anda.
Satu pemikiran pada “Tips Membeli Furniture Bekas yang Awet”